Senin, 02 Mei 2016

Pemeliharaan Anggrek Phalaenopsis amabilis

Pemelihaan Anggrek Bulan

Penyiraman

Penyiraman anggrek bulan dilakukan sesuai dengan kondisi cuaca, jika  matahari  sedang  terik sekali,  maka  penyiraman  dua  kali  sehari (pagi-malam),  tapi  jika  musim  hujan,  anggrek  tidak perlu  disiram. Penyiraman air ini dilakukan agar akar anggrek tetap lembab, maka dari itu  jumlah dan  frekuensinya  perlu  diperhatikan.  Jika  kekurangan  dan kelebihan  air  siraman  maka  akan mengganggu  pertumbuhan  tanaman, jika  kelebihan  air  maka  akar  tanaman  akan  busuk, pernafasan terganggu, dan anggrek akan mati. Pot anggrek yang terlalu dan sering basah  maka  akan menyebabkan  tumbuh  jamur,  bakteri  dan  lumut Sumber air untuk penyiraman anggrek dapat berasal dari beberapa tempat, seperti :

  1. Air Ledeng / PAM: Air ini baik untuk menyiram anggrek karena jernih dan steril, tapi pHnya  tinggi,  maka  perlu  diturunkan  dengan  menambah  asam misalnya  HCL.  Kisaran  pH  yang  baik  untuk  anggrek  yakni  sekitar 5,5-6.
  2. Air Sumur: Air ini baik untuk penyiraman karena banyak mengandung mineral tanah yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Jika air sumur berasal dari daerah kapur maka harus diperhatikan sekali pHnya.
  3. Air Hujan: Air  hujan  yang  ditampung  dalam  tong-tong ataupun bak  sangat baik untuk menyiram anggrek.
  4. Air Kali: Air ini baik juga untuk menyiram, tetapi tidak tahu pasti apakah air  ini  mengandung  jamur,  bakteri,  lumut  yang  bisa  mengganggu pertumbuhan  anggrek  atau  tidak.  Air  ini  jika  dilihat  dari  sudut  isi makanannya mungkin cukup baik untuk anggrek.

Pemupukan

Selain  penyiraman,  anggrek  juga  memerlukan  pemupukan. Pemupukan  tanaman  dibutuhkan paling  sedikit  16  macam  unsur  hara, agar setiap tanaman dapat tumbuh sehat dan normal. 16 unsur hara yang dibutuhkan anggrek bulan agar dapat tumbuh sehat dan normal yakni : Karbondioksida (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg),  Belerang (S), Seng (Zn), Besi (Fe), Tembaga (Cu), Boron (B), Mangan (Mn), Molbdenium (Mo),  Khlor  (Cl).  Untuk  pemupukan  tanaman  anggrek  bulan  dapat dilakukan 1 kali seminggu, dengan cara disiramkan pada bagian daun.

Pemupukan pada tanaman anggrek ini dibagi menjadi 3 tahapan, yaitu :

  • Pemupukan untuk bibit (seedling) dengan N,P,K. Perbandingan antara N:P:K yakni 6:3:1. Dalam pemupukan seedling ini unsur N lebih banyak dibutuhkan untuk pembentukan, pertumbuhan  dan  perkembangan  tanaman.  Unsur  N  diambil  dari pupuk ZA / Urea. Untuk unsur P dipakai pupuk ES, DS, TS, dan K dari Kalium Sulfat (K2SO4). Jenis pupuk buatan yang mengandung N,P,K adalah Urea : 0,6 gram untuk 1 liter air, ES : 0,3 gram untuk 1 liter air, ZK : 0,1 gram untuk 1 liter air.
  • Pemupukan untuk bibit sedang (mid-size) dengan N, P, K. Perbandingan  N:P:K  yakni  3:3:3 sama banyak,  sehingga disini  untuk  bibit mid-size tidak  memerlukan  tambahan  pupuk. Disini  dapat  disusun  sendiri  pupuk  yang  mengandung  N,P,K dengan  cara  sebagai  berikut :  Urea  0,3  gram/1  liter  air,  Ds  0,3 gram/ 1 liter air, K2SO4 0,3 gram/1 liter air.
  • Pemupukan untuk anggrek dewasa / ukuran berbunga (flowerings-size). Tanaman  anggrek  yang  sudah  berbunga  dipupuk  dengan pupuk NPK perbandingan 1:6:1. Untuk teknik atau

Cara pemberian pupuk buatan adalah sebagai berikut ini :

  1. Jika  pupuk  dalam  bentuk  padat  /  powder,  maka  hal  yang  perlu dilakukan yakni dengan menaburkan secara merata dan hati-hati, jangan  sampai  tersangkut  pada  daun  /  batangnya  agar  tidak menyebabkan daun / batang anggrek tadi dapat terbakar.
  2. Jika  berbentuk  cair,  maka  perlu  dicampur  dengan  beberapa  liter air sesuai dengan takaran yang dianjurkan. Pupuk cair disiramkan langsung  pada  media  tanam  agar  diserap  oleh  akar  anggrek. Selain  disiramkan  secara  langsung,  bisa  juga  dengan  cara disemprotkan  pada  bagian  bawah  daun,  jangan  sampai  terkena bunganya karena  bisa  layu.  Disemprotkan  pada  bagian  bawah daun, karena stomata terletak pada bawah daun, sehingga pupuk langsung  dapat  masuk  pada  tubuh  anggrek  dan  segera  dapat diproses menjadi makanan. 

Selain  pupuk  buatan,  dapat  juga  menggunakan  pupuk  alami,  yakni pupuk  kandang.  Untuk pupuk  kandang  yang  sering  digunakan  yakni kotoran  kuda,  sapi,  kerbau,  kambing,  ayam  dan lain-lain.  Menggunakan pupuk  kandang  karena  memiliki  beberapa  kelebihan  yakni mengandung bermacam-macam unsur yang dibutuhkan oleh tanaman anggrek, selain itu juga  sangat  membantu dalam  penyimpanan  air,  apalagi  jika  musim kemarau  tiba.  Selain  keuntungan,  juga  ada kerugiannya,  yakni  di  dalam kotorannya terdapat banyak bakteri  yang mengundang tumbuhnya jamur.

Untuk  itu  sangat  dianjurkan  sekali  agar disangrai  lebih  dahulu  untuk menghilangkan jamur danbakteri di dalamnya. Untuk waktu pemupukan paling baik dilaksanakan pagi-pagi sekali sebelum matahari terbit atau sore hari sekitar pukul 05.00 sore saat matahari mulai terbenam.

Penyemprotan Pestisida

Tanaman  anggrek  juga  seperti  tanaman  hias  lain,  tidak  akan  lepas dari  serangan  hama  dan penyakit  tanaman.  Maka  dari  itu  sangat  perlu dilakukan  penyemprotan  pestisida  agar  anggrek dapat  berbunga  dengan indah  tanpa  serangan  hama  dan  penyakit  yang  dapat  mengurangi keindahan  anggrek  itu  sendiri.  Pemberian  pestisida  bisa  dengan disemprotkan,  penyemprotan sebaiknya  dilakukan  pada  pagi  hari,  akan lebih baik dilakukan pada sore hari sekitar jam 5.00 sore. Penyemprotan pada  anggrek  yang  sehat  dilakukan  dengan  rutin  yakni  kurang  lebih  3 bulan  sekali.  Sedangkan  penyemprotan  untuk  tanaman  anggrek  yang terserang  hama  perlu dilakukan  berulang-ulang  3  kali  dengan  jangka waktu  tertentu  (untuk  serangan  kutu  daun) dilakukan  penyemprotan seminggu sekali. Adapun jenis insektisida dan dosis yang digunakan untuk hama antara lain :
Hama yang Menyerang daun Anggrek Phalaenopsis amabilis


  1. Orthene 75 SP dosis 5-10 gram/ 10 liter air untuk ulat pemakan daun.  
  2. Bayrusil 250 EC dosis 2 cc / liter air untuk ulat pemakan daun.
  3. Malathion dosis 3 gram / liter air untuk ulat, kumbang dan kutu.
  4. Kelthane dosis 2 gram / liter air untuk kutu.
  5. Metadeks dosis dibasahi air, dicampur dedak 6-8 cc / 10 liter, untuk keong dan bekicot air.
  6. Falidol  E.605  dosis  dibasahi  air,  dicampur  dedak  6-8  cc  /  10  liter, untuk keong dan bekicot air.

Untuk hama khusus bekicot terdapat 2 cara pengendaliannya, yakni :

  1. Menyebarkan  obat  disekitar  pot  anggrek  dengan  mencampur  antara obat Metadeks ke dedak halus di tambah air sedikit.
  2. Membuat larutan 1 cc Dieldrin 50% 25 EP dicampur dengan 1 liter air atau  6-8  cc  Folediol  E  605  kedalam  air  10  liter.  Kemudian  pot tanaman  anggrek  direndam  dalam  larutan  tersebut  selama  beberapa waktu dan diulang satu minggu sekali.

Selain  pestisida  yang  dijual  di toko  yang  mengandung  bahan kimia berbahaya, dapat juga dibuat pestisida sendiri untuk anggrek yang lebih aman, yakni :

  1. Larutan Asam: Larutan  asam  dapat  digunakan  untuk  menghilangkan  sisa-sisa mineral  di  daun  yang  berasal  dari  pupuk.  Caranya,  basuh  daun menggunakan kain ataukapas yang telah dicelupkan ke dalam larutan asam.  Larutan  asam bisa  berasal  dari  satu  sendok  teh cuka,  jeruk lemon,  ataupun  susu  yang  dicampur  dengan  lima  liter  air.  Lakukan dengan hati-hati hingga daun bersih.
  2. Alkohol: Isopropil alkohol 70 % dapat digunakan untuk membasmi mealy bugs,  white  flies,  scale,  fungus  gnats,  thrips,  dan  red  spider  mite. Caranya  sebagai  berikut,  yakni  pertama  bersihkan  daun  atau  batang yang  terserang  hama  dengan  cotton  bud  yang  telah  dicelupkan  di alkohol.  Ulangi  sampai  beberapa  hari  untuk  menghilangkan  hama yang  baru  menetas.  Alkohol  dapat  juga  disemprotkan  di  bagian tanaman  yang  terserang  hama.  Caranya,  alkohol  70  %  dicampur  air dengan  perbandingan  1  :  1,  kemudian  ditambahkan  satu  sendok  teh sabun  cair.  Alkohol  merupakan  zat  kimia  yang  dapat  merusak tanaman,  sehingga  sebaiknya  hanya digunakan  pada  anggrek  yang berdaun tebal, bukan pada anggrek yang berdaun tipis dan kecil.
  3. Biji dan Daun Mimba (Azadiracta indica): Biji  mimba  dapat  digunakan  untuk  membuat  pestisida  dengan cara sebagai berikut :
    • Ambil dua genggam biji mimba, lalu ditumbuk.
    • Campur  dengan  satu  liter  air,  aduk  hingga  merata.  Diamkan selama sekitar 12 jam kemudian disaring.Air hasil saringan kemudian digunakan dengan cara ditambahkan air dengan perbandingan 1:1. Selain  bijinya,  daun  mimba  juga  dapat  dijadikan  pestisida. Caranya,  rebus  satu  kilogram  daun  mimba  dalam  lima  liter  air. Rebusan  ini  didiamkan  selama  12  jam  kemudian  disaring.  Air  hasil saringan  dapat  digunakan  sebagai  bahan  pestisida  alami  untuk mengendalikan  berbagai  jenis  hama  dengan  cara  disemprotkan  ke bagian tanaman yang terserang hama atau penyakit.
  4. Tembakau (Nicotium tabacum): Bagian dari tembakau  yang digunakan sebagai pestisida adalah batang  atau  daunnya.  Caranya  dengan  merendam  batang  atau  daun tembakau selama  3-4  hari  dalam  air  bersih.  Cara  lain  yakni  dengan merebus batang atau daun tembakau selama 15 menit lalu didinginkan dan  disaring.  Air  hasil  saringan  tersebut  dapat digunakan  untuk mengusir berbagai hama pada anggrek.
  5. Bawang Putih (Allium sativum): Campuran  bawang  putih,  bawang  bombai,  dan  cabai dapat digunakan  sebagai  pestisida  alami.  Caranya,  haluskan  ketiga  bahan tersebut,  tambahkan sedikit  air,  kemudian  diamkan  selama  satu  jam. Setelah itu, tambahkan satu sendok makan deterjen, aduk hingga rata, lalu  masukkan  ke  dalam  wadah  tertutup.  Simpan  di  tempat dingin selama  7-10  hari.  Tambahkan  air  pada  saat  akan  digunakan. Campuran ini berguna untuk membasmi berbagai hama pada anggrek.

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah memberi komentar. Silakan di share untuk membagi manfaat bagi banyak orang. Jika ada kritik dan saran, silakan hubungi kami melalui email.