Dalam pengolahan limbah menjadi kompos/ pupuk organik diperlukan berbagai bahan dan sarana pendukung pengolahan sampai terjadinya pengomposan,maka perlu perhatian terhadap:
- Bahan kompos harus dibuat jangan terlalu besar dan terlalu lembut, jika terlalu besar bakteri pembusuk mengalami kesulitan dalam proses penghancuran dan terlalu kecil menyebabkan terjadinya pemadatan yang mengakibatkan aerasi (penghawaan) udara untuk jasad renik dan mikro-organisme akan kurang. Untuk itu bagi kulit kakao harus dilakukan pencacahan terlebih dahulu sebelum proses pengomposan dilakukan
- Suhu dan ketinggian tumpukan dalam proses pengomposan juga harus menjadi perhatian.Suhu yang baik berkisar antara50-60°c dan ketinggian tumpukan yang ideal 1 - 1,5 m, sehingga dapat mengatur kelembaban (40-60%) dengan baik. Tumpukan yang terlalu rendah akan cepat terjadi penurunan panas dan sebaliknya tumpukan terlalu tinggi mempercepat pemadatan, sehingga suhu dalam timbunan menjadi tinggi dan dapat membunuh bakteri pembusuk.
- Biang/mikroba atau starter diperlukan untuk mempercepat proses pengomposan, sehingga dapat mempercepat pengomposan dalam waktu 3 - 4 minggu, disbanding dengan pengomposan biasa tanpa menggunakan starter yang memakan waktu 12 – 14 minggu. Starter ini ada berbagai namadari produsen mikroba,seperti probion, stardec, trichoderma, orgadec, starbio dll.
- Serta ketersediaan nitrogen (N) yang diperlukan mikroba untuk bertumbuh dan berkembang biak selama berlangsungnya proses dekomposisi pelapukan yang dapat bersumber dari urea maupun dari tanaman yang banyak mengandung N, seperti daun lamtoro, gliricidia, gamal, turi dan daun kacang-kacangan.
- Pengadukan sangat diperlukan saat proses pengomposan, guna memberikan ruang udara baru dan juga untuk meratakan mikro-organisme.
- Tempat penumpukan harus kering dan diberi naungan untuk menghindari terkena matahari langsung dan air hujan, sebaiknya naungan terbuat dari bahan yang tidak mudah keropos akibat terkena uap nitrogen.
Secara Anaerob
Pengomposan secara anaerob memerlukan waktu 1,5 sampai 2 bulan dan sering menghasilkan kompos dengan bau kurang sedap ,karena suhu yang dihasilkan tidak terlalu tinggi sehingga tidak mematikan organisme pengganggu. Satu bak atau lubang berukuran 2 m x 1 m x 1 m dapat diproses sekitar 0,5-0,8 ton kompos yang cukup untuk memupuk sekitar 0,2 sampai 0,3 ha lahan tanaman pangan. Bahan bakuyang digunakan antara lain sisa tanaman (jerami, rumput, tongkol jagung, dll.) dan pupuk kandang.Cara Kerja:
- Masukkan bahan baku secara berlapis-lapis mulai dengan sisa tanaman, kemudian pupuk kandang, abu sekam atau abu dapur kedalam lubang yang berukuran 2m x 1 m dengan kedalam 1 m, yangtelah disiapkan sebelumnya yang dasarnya telah dipadatkan agar tidak terjadi rembesan air (ukuran lubang dapat disesuaikan menurut ketersediaan tenaga kerja dan bahan baku yang tersedia).
- Tutup bagian atas permukaan dengan tanah setebal 5-10 cm dan semprotkan air sebanyak 30 liter di atas lubang setiap 10 hari dan aduklah seluruh bahan dalam lubang setelah satu bulan pengomposan.
- Dibiarkan berlangsung selama 1,5– 2 bulan agar terjadi proses pengomposan dengan sempurna. Untuk mempercepat waktu pengomposan,dapat digunakan mikroba selulolitik atau lignolitik yang berperan sebagai dekomposer. Mikroba dekomposer yang dapat digunakan antara lain Biodec, Stardec, dan lain-lain.
Secara Aerob
Cara Kerja:- Bahan baku kompos disusun berlapis kemudian disiram dengan larutan mikroba hingga mencapai kebasahan 30-40%, atau dengan ciri bila dikepal dengan tangan air tidak keluar dan bila kepalan dilepas bahan baku akan mekar,
- Bahan baku digundukkan sampai ketinggian15 – 20 cm, kemudian ditutup dengan karunggoni atau karung plastik,
- Suhu kompos diperiksa setiap hari, pertahankan suhu pada kisaran 40 – 50o C, jika suhu lebih tinggi, kompos diaduk sampai suhunya turun dan ditutup kembali,
- Setelah 3-5 hari bahan baku sudah menjadi kompos bokashi dan siap untuk digunakan.
Kompos Yang Diperkaya Dengan Pupuk Buatan Pabrik
Cara Kerja:- Sisa tanaman ditumpuk dengan ketebalan 15 cm, kemudian ditambahkan pupuk urea dan SP-36 masing-masing 5 kg untuk tiap ton bahan yang dikomposkan, selanjutnya ditaruh pupuk kandang, demikian seterusnya hingga ketinggian lapisan 1,2 m.
- Kelembaban di dalam tumpukan harus di jaga agar tetap lembab, tetapi tidak becek.
- Setelah 3– 4 minggu kompos perlu dibalik,
- Untuk mengetahui kenaikan suhu,digunakan tongkat kayu keringdan halus yang ditusukkan kedalam tumpukan kompos selama sekitar 10 menit. Apabila tongkat terasa lembab dan hangat, berarti proses pengomposan berjalan normal dan baik, namun jika tongkat kering segera siramkan air kedalam kompos,
- Setelah satu bulan dan suhu mulai menurun dan konstan, kompos siap digunakan.
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah memberi komentar. Silakan di share untuk membagi manfaat bagi banyak orang. Jika ada kritik dan saran, silakan hubungi kami melalui email.