Sabtu, 09 April 2016

Budidaya Aglonema

mebelkart.com


Artikel ini berisi:

  1. Persyaratan tumbuh
  2. Pembiakan
  3. Media tanam
  4. Penanaman
  5. Pemupukan
  6. Penyiraman
  7. Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dan Pengendalianya

Persyaratan Tumbuh

Tumbuh dari dataran rendah sampai dataran tinggi (0-600 mdpl). Tempat tumbuh ideal adalah di dataran medium pada ketinggian 300-400 m dpl. Untuk dataran rendah, suhu udara siang hari adalah 27° C-30° C dan suhu udara malam hari 21° C-24° C. Untuk dataran medium, suhu udara siang hari adalah 24° C-27° C dan suhu udara malam hari 18° C-21° C. Kelembaban udara yang disukai adalah 50%-75%. Penyinaran 1.000-2.500 fc (footcandle).

Pembiakan

Pembiakan secara generatif didapatkan melalui biji yang merupakan hasil penyerbukan. Pembiakan secara vegetatif melalui stek batang, stek pucuk atau pemisahan anakan. Stek batang dengan memotong batang menjadi beberapa bagian, kemudian ditanam sampai mengeluarkan 1-2 tunas, lalu dipisahkan dan ditanam pada media tanam. Stek pucukdidapatkan dengan memotong pucuk tanaman, lalu ditanam pada campuran media pasir malang, humus andam, pakis dan sekam dengan komposisi 5:2:2:1. Sisa batang utama dapat menghasilkan tunas baru sekitar 2-3 anakan. Setelah 5-6 bulan anakan ini bisa dipisahkan dari induknya. Tanaman yang dipilih untuk stek pucuk sebaiknya tanaman dewasa yang memiliki sekitar 8-10 daun, sehat, kokoh, daun muda tidak mengecil, akar kuat, putih, gemuk dan tidak busuk. Pemisahan anakandilakukan dengan memisahkan tunas anakan yang sudah mengeluarkan akar dari induknya. Pemeliharaan bibit Aglaonema dilakukan dengan penyiraman, pemupukan, serta pengendalian hama dan penyakit.

Media tanam 

Media tanam harus mempunyai aerasi dan drainase yang baik, kapasitas menahan air yang baik, memiliki kandungan bahan organik yang tinggi, pH 6-7, tidak mudah lapuk, serta bebas dari hama dan penyakit. Media tanam yang banyak digunakan adalah campuran pakis, pasir malang dan Kaliandra (dengan komposisi 3:2:1); campuran pakis, pasir Malang, sekam bakar dan coco peat(dengan komposisi 2:1:1:1); atau campuran sekam bakar, coco peatdan pasir Malang (dengan komposisi 5:1:1). Penggantian media dilakukan setiap 6-12 bulan sekali atau sesuai kebutuhan tanaman. 

Penanaman Aglaonema

Aglaonema ditanam di bawah rumah naungan beratap policarbonatatau atap UV. Untuk dataran rendah, sebaiknya dipasangi paranet 70-75% dua lapis, yaitu di atas dan bawah atap. Untuk dataran medium hanya dipasang satu lapis paranet 70-75%. 

Pemupukan 

Jenis pupuk yang bisa digunakan adalah Growmoreatau Hyponex dengan dosis 1 cc/liter air, ditambah dengan Atonik dan Metalikdengan dosis 1 cc/20 liter air, serta Vitamin B1 dengan dosis 1 cc/liter air. Pemupukan dilakukan seminggu sekali dengan sistem pengkabutan atau menyiramkan ke tanaman secukupnya. Tanaman Aglaonema kecil membutuhkan pupuk yang lebih sedikit dibanding yang dewasa.

Penyiraman

Untuk media yang sangat poros, penyiraman dilakukan setiap hari, sedang media yang tidak terlalu poros, dilakukan dua hari sekali. INGAT, media jangan sampai tergenang air agar akar tidak menjadi busuk. 

Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dan Pengendaliannya 


  1. Kutu putih. Pengendaliannya dengan insektisida kontak atau sistemik, seperti: Decis(dosis 1 cc/liter air), atau Confidor200 SL, dengan frekuensi dua minggu sekali.
  2. Ulat. Pengendaliannya dengan insektisida Decis25 EC (dosis 0,5-1 ml/liter air), dengan frekuensi dua minggu sekali.
  3. Belalang. Pengendaliannya secara mekanik (menangkap belalang yang masih kecil) atau penyemprotan insektisida, seperti Confidor (dosis 1 ml/ liter air), dengan frekuensi dua minggu sekali.
  4. Keong tanpa cangkang. Pengendaliannya secara mekanik (menangkap keong) atau menggunakan insektisida, seperti Mesurol 50 WP (dosis 1-2gr/liter air), dengan frekuensi dua minggu sekali.
  5. Jamur Phytium sp. Menyebabkan busuk akar karena media tanam terlalu basah atau lembab. Penanggulangannya dapat secara mekanis atau kimia. Secara mekanis,mengganti media yang lebih poros atau memotong akar yang busuk kemudian potongan akar tersebut diolesi fungisida, lalu berikan zat perangsang tumbuh agar muncul akar baru yang sehat. Secara kimia, dengan menyemprotkan PrevicurN (dosis 1 ml/liter air) dengan frekuensi dua minggu sekali.
  6. Jamur Fusarium oxysporum. Menyebabkan penyakit layu fusarium. Terjadi karena pH tanah rendah (masam) yang salah satunya disebabkan media tanam yang terlalu basah.  Penanggulangannya dengan mengganti media dengan yang lebih poros atau menggunakan fungisida, seperti Derosal500 EC (dosis 1,5 ml/liter air) dengan frekuensi dua minggu sekali.
  7. Bakteri Erwinia coratofora. Menyebabkan penyakit layu bakteri, ditandai dengan melunaknya batang dan daun. Penanggulangannya dengan menjaga media tidak terlalu basah atau menggunakan bakterisida, seperti Agrept (dosis 1-2 gr/liter air), frekuensi dua minggu sekali.
Sumber: 
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jakarta

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah memberi komentar. Silakan di share untuk membagi manfaat bagi banyak orang. Jika ada kritik dan saran, silakan hubungi kami melalui email.