Senin, 25 April 2016

Mengenal Kompos – Pembuatan Kompos dengan Menggunakan Promi

ansagriculture.wordpress.com

Promi adalah formula mikroba yang mengandung mikroba pemacu pertumbuhan tanaman, pelarut hara terikat tanah, pengendali penyakit tanaman, dan dapat menguraikan limbah organik pertanian/ perkebunan. Bahan aktif Promi adalah mikroba unggul asli Indonesia yang telah diseleksi dan diuji  di Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia, yaitu  Trichoderma harzianum  DT 38, T. pseudokoningii DT 39, Aspergillus sp, dan mikroba pelapuk.



Penggunaan Promi sangat luas, antara lain: langsung diaplikasikan ke tanah/tanaman, untuk  memperkaya kompos dengan mikroba yang bermanfaat, dan diaplikasikan pada saat pembuatan kompos limbah organik pertanian/perkebunan.

Pembuatan Kompos Limbah Organik Pertanian dengan Promi memerlukan bahan seperti Jerami, seresah, rumput rumputan, air dan jika ada kotoran ternak/pupuk kandang. Peralatan yang digunakan antara  lain sabit/parang, ember/bakuntuk tempat air,  ember untuk menyiram aktivator,tali, cetakan dari bambu/kayu, plastik penutup, sekop garpu/cangkul.

Dosis Penggunaan Promi: 
Promi terdiri dari 3 bagian, yaitu A, T ,dan Pl. Dosis Promi adalah 0,5 kg (A, T,dan Pl) untuk setiap ton bahan.
A  = 170 gr atau30 sendok makan
T  = 170 gr atau30 sendok makan
Pl  = 170 gr atau30 sendok makan

Tahapan Pembuatan: 

  1. Masukkan  air ke dalam bak/ember. Volume air yang diperlukan kurang lebih 300 L untuk setiap 1 m3bahan. 
  2. Masukkan Promi ke dalam ember sesuai dosis yang diperlukan. Aduk hingga tercampur merata.
  3. Siapkan cetakan bambu.  Pasang cetakan  tersebut. Sesuaikan ukuran cetakan dengan jerami dan seresah yang tersedia. Apabila jerami cukup banyak cetakan dapat berukuran 2x 1 x 1 m. Namun bila jerami sedikit cetakan bisa dibuat lebih kecil dari ukuran tersebut.
  4. Masukkan satu lapis jerami kedalam cetakan.  Jika tersedia dapat dimasukkan pula kotoran ternak. Jerami atau seresah yang  berukuran besar dipotong-potong terlebih dahulu dengan parang.
  5. Siramkan aktivator yang telah disiapkan merata dipermukaan jerami.
  6. Injak-injak agar jerami padat. 
  7. Tambahkan lagi satu lapis jerami/serasah. 
  8. Siramkan kembali aktivator ke tumpukan jerami tersebut dan jangan lupa injak-injak agar tumpukan menjadi padat. 
  9. Ulangi langkah-langkah diatas hingga cetakan penuh atau seluruh jerami/seresah telah dimasukkan ke dalam cetakan. 
  10. Setelah  cetakan penuh,buka tali pengikatnya dan lepaskan cetakan bambunya. 
  11. Tutup tumpukanjerami tersebut dengan plastik yang telah disiapkan. 
  12. Ikat plastik dengan tali plastik agartidak mudah lepas.
  13. Kalau perlu bagian atas jerami diberibatu atau pemberat lain agar plastik tidak tebuka karena angin.
  14. Lakukan pengamatan suhu, penyusutan volume, dan perubahan warna tumpukan jerami. 
  15. Inkubasi/fermentasi tumpukan jerami tersebut hingga 2-4 minggu.

Selama masa  fermentasi akan  terjadi proses pelapukan dan penguraian jerami menjadi kompos. Selama waktu fermentasi ini akan terjadi perubahan fisik dan kimiawi jerami. Proses pelapukan ini dapat diamati secara visual antara lain dengan peningkatan suhu, penurunan volume tumpukan jerami, dan perubahan warna. Suhu tumpukan jerami akan meningkat dengan cepat sehari/dua hari setelah inkubasi. Suhu akan terus meningkat selama beberapa minggu dan suhunya dapat mencapai 65-70 oC. Pada saat suhu meningkat, mikroba akan dengan giat melakukan penguraian/dekomposisi jerami. Akibat penguraian jerami, volume tumpukan jerami akan menyusut. Penyusutan ini dapat mencapai 50% dari volume semula. Sejalan dengan itu wana jerami juga akan berubah menjadi coklat kehitam-hitaman.

Kompos jerami biasanya mengalami kekurangan air pada bagian tengahnya. Oleh karena itu perlu agar selalu memeriksa kompos pada minggu  pertama. Periksa sampai bagian dalam, kalau kering. Tambahkan air secukupnya, kemudian kompos ditutup kembali. Jika setelah dua atau tiga hari tidak terjadi peningkatan suhu, atau tidak terjadi penyusutan volume selama proses fermentasi kemungkinan proses penguraian mengalami hambatan.  Proses penguraian berjalan lambat ataubahkantidak  berlangsung sama sekali.

Jika hal ini terjadi maka diperlukan langkah-langkah untuk mengatasi permasalahan ini. Buka plastik penutup. bongkar dan amati tumpukan jerami tersebut. Apabila tumpukan jerami kering, tambahkan air secukupnya. Kalo perlu lakukan pembalikan. Apabila jerami terlalu basah dan muncul bau tidak sedap, lakukan pembalikan dan jika perlu tambahkan bilah-bilah bambu yang diberi lubang untuk menambah aerasi. Kompos yang telah  cukup matang ditandai dengan adanya perubahan fisik jerami. Perubahan itu antara lain: jerami berwarna coklat kehitam-hitaman, lunak dan mudah dihancurkan, suhu tumpukan sudah mendekati suhu awal pengomposan,  tidak berbau  menyengat, dan volume menyusut hingga setengahnya. Kompos jerami yang sudah  memiliki ciri-ciri demikian berarti sudah cukup matang dan siap diaplikasikan ke sawah. Kompos jerami diaplikasikan di tempat di mana jerami tersebut diambil.

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah memberi komentar. Silakan di share untuk membagi manfaat bagi banyak orang. Jika ada kritik dan saran, silakan hubungi kami melalui email.