Jumat, 29 April 2016

Hama dan Penyakit Phalaenopsis amabilis

Penyakit pada daun Phalaenopsis amabilis
Tanaman anggrek juga kerap terserang hama dan penyakit tanaman, hal ini dapat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan sekitar anggrek tersebut tumbuh  atau  bahkan  dari  pot  bekas  anggrek  lain  yang  telah  digunakan sebelumnya.  Macam  hama  dan  penyakit  anggrek  dapat  digolongkan menjadi beberapa jenis, diantaranya yakni :


Hama

Tungau / Kutu Perisai

Hama  ini  sangat  kecil,  sehingga  kadang-kadang  harus dilihat dengan kaca pembesar. Hama ini berwarna merah, sering menempel  dan  merusak  pelepah daun  dan  menyerang  tanaman dalam jumlah banyak. Bekas serangan berupabercak kehitaman. Pada  tahap  awal  serangan,  pengendaliannya  dapat  dilakukan secara mekanis, yaitu dengan cara menggosok dengan kapas atau sikat dan air sabun. Tapi, pada tingkat serangan lebih lanjut perlu dikendalikan dengan insektisida Supracide 40 EC dengan dosis 2 cc / liter air.

Semut

Jenis  semut  yang  menyerang  anggrek  pada  umumnya adalah  semut  hitam,  biasanya  bersarang  di  dalam  atau  di  balik pot. Semut hitam ini merusak akar dan tunas muda. Kehadirannya menyebabkan  munculnya  penyakit  sekunder,  misalnya  jamur yang dapat menyebabkan penyakit. Pengendaliannya dengan cara merendam pot dalam air dan menjaga kondisi rak tempat pot tetap bersih atau dengan cara menggantungkan pot.

Belalang

Jenis  belalang  yang  menyerang  anggrek  adalah  belalang yang  berukuran  kecil  yang  menyukai  daun  dan  pucuk daun. Beberapa  jenis  belalang  bahkan  perlu  diamati  dengan  cermat, karena  ukurannya  sangat  kecil.  Daya  merusak  hama  ini  cukup besar, karena mampu berpindah dari bagian tanaman yang satu ke bagian  tanaman  lainnya,  atau  berpindah  antar  tanaman  anggrek. Gejala yang ditimbulkan yakni berupa pinggiran daun yang rusak dengan luka bergerigi tak beraturan. Pengendaliannya jika masih dalam  jumlah  kecil  cukup  dengan  dikumpulkan  dan  dibuang. Namun,  pada  serangan  lebih  lanjut  dapat  menggunakan insektisida  yang  bersifat racun  kontak  atau  sistemik  yang disemprotkan ke seluruh daun dan pucuk daun.

Thrips

Hama  ini  berukuran  kecil  sekali,  sekitar  1-1,5  mm, berwarna abu-abu atau cokelat. Biasanya menempel di buku-buku batang  pada  daun  muda.  Gejala  yang  ditimbulkan  yakni  berupa bercak berwarna abu-abu di permukaan daun. Hama ini bisa juga menyerang  bunga.  Pengendaliannya  dapat  dilakukan  dengan penyemprotan insektisida secara rutin, yakni sebulan sekali pada tingakat  serangan  awal  (preventif)  atau  dua  minggu  sekali  pada tingkatserangan lebih lanjut.

Kepik

Hama  berukuran  kecil  ini  sangat  mirip  dengan  kumbang, tapi  sayapnya  lebih  bulat  dan  tubuhnya  gepeng.  Gejala  yang ditimbulkan  yakni  berupa  bintik-bintik  putih  atau  kuning  yang disebabkan  karena  cairan  daun  telah  diisap  oleh  kepik.  Jika bintik-bintik tersebut berjumlah banyak, maka akan terjadi bercak yang cukup lebar, dan pada serangan lebih lanjut maka tanaman tidak  akan  memiliki  hijau  daun  lagi,  sehingga  daun  akan  mati. Pengendaliannya  jika  masih  dalam  jumlah  sedikit  dapat dikumpulkan  atau  dibuang.  Pada  serangan  lebih  lanjut,  tanaman anggrek dapat disemprot dengan insektisida.

Ulat Daun

Gejala  serangan  yakni  menyerang  daun,  kuncup  bunga, tunas daun maupun bunga  yang sedang mekar. Pengendaliannya yakni  jika  jumlahnya  sedikit  (2-5  ekor)  dapat  dibunuh  secara langsung,  jika  tingkat  lanjut  (banyak)  maka  bisa  menggunakan insektisida  sistemik.  Anggrek  yang  telah  terserang  sebaiknya dipisahkan dengan anggrek yang masih sehat.

Kutu Tudung

Gejala yang ditimbulkan yakni daun menjadi kuning, tidak sehat,  lalu  berwarna  coklat  dan  akhirnya  mati.  Pengendaliannya yakni seperti halnya membasmi ulat dan thrips.

Penyakit Anggrek

Penyakit Buluk

Sering  terdapat  di  dalam  media  tanam,  kultur  spora cendawan  ini  terbawa  oleh  biji  anggrek  karena  tutup  botol  tidak steril.
Gejala :  biji  anggrek  tidak  mampu  berkecambah  dan persemaian dalam botol akan gagal, kecambah yang telah tumbuh jika diserang cendawan ini akan layu dan mati.
Pengendalian: pada awal serangan media agar dikeluarkan dari  botol,  lalu  botol  ditutup  kembali,  dilakukan  dengan  steril, kalau  kecambah  anggrek  terlanjur  besar,  segera  dikeluarkan  daribotol  dan  dicuci  dengan  fungisida  lalu  kecambah  ditanam  dalam pot.

Penyakit Rebah Kecambah

Merupakan  penyakit  anggrek  selama  masih  dalam persemaian. Penyebarannya lewat air atau embun.Gejala :  semula  berupa  bercak  kecil  bening  pada permukaan daun, lalu melebar, menulari ke atas sampai pada titik tumbuh  pada  tunas  serta  ke  bawah  hingga  ujung  akar,  kecambah anggrek akan membusuk dan mati. Pengendalian :bibit yang sakit sebaiknya segera dibuang, dibakar  sampai  musnah.  Kemudian  pot  dan  kumpulan  kecambah dikeringkan dan disemprot dengan fungisida.

Penyakit Bercak Coklat

Kecambah anggrek jenis phalaenopsis sangat peka terhadap bakteri  ini,  terutama  pada  cuaca  lembab.  Infeksi  melalui  daun basah atau di bekas luka pada daun. Sentuhan daun yang sakit pada daun sehat dapat menularkan penyakit ini. 
Gejala :  bercak  kecil  bening  pada  pucuk  daun.  Dalam beberapa  hari  dapat  meluas  ke  seluruh  kompot,  daun  kecambah menjadi rusak dan mati.
Pengendalian :  Pada  awal  serangan,  sangat  sulit  sekali dikendalikan.  Pada  serangan  parah,  tidak  ada  jalan  lain  kecuali memusnahkan seluruh kecambah anggrek.

Penyakit Bercak Hitam

Pada tanaman anggrek, penyakit ini cepat menular melalui akar dan alat yang tidak steril. 
Gejala : timbul warna coklat kehitaman pada bagian  yang terserang. Mulai dari daun ke atas sampai ke tunas dan ke bawah hingga  ujung  akar.  Tanaman  terlambat  tumbuh,  kerdil  dan mengakibatkan kematian. 
Pengendalian :  bagian  yang  terserang  dipotong  dan dibuang, disemprotkan fungisida.

Penyakit Busuk Akar

Penyebab : cendawan Rhizoctonia Solani. 
Gejala: akar leher membusuk mencapai rhizoma dan umbi batang,  daun  dan  umbi  batang  menguning,  berkeriput,  tipis  dan bengkok, kerdil dan tidak sehat. 
Pengendalian: semua bagian tanaman yang sakit dipotong dan dibuang, bekasnya disemprot dengan fungisida (Benlate).

Penyakit Layu

Penyebab : cendawan Fusarium Oxyporium Gejala :  mirip  serangan  busuk  akar,  namun  pada akarnya terdapat  garis-garis  atau  lingkaran  ungu.  Pada  serangan  berat, semua  akarnya  menjadi  ungu,  lalu  busuk  pada  umbi  batang,  dan tanaman akan sakit. Pengendalian: bagian yang terserang dibunag lalu bekasnya disemprot dengan Benlate.

Penyakit Busuk 

Penyebab : cendawan Sclerotium Rolfsi. Gejala :  terdapat  bintil-bintil  kecil  berwarna  coklat  pada bagian tanaman yang terserang. Pengendalian :  bagian  tanaman  yang  sakit  dipotong  dan dibuang. Media tanamnya dan seluruh isi pot didesinfektan dengan larutanformalin 4 % atau fungisida / antibiotik Natrippene 0,5 % selama 1 jam.

Penyakit Bercak Coklat

Gejala: bercak coklat pada permukaan daun, lalu menyebar keseluruh bagian tanaman. 
Pengendalian :  membuang  semua  bagian  yang  sakit,  lalu semprotkan fungisida/ antibiotika Streptomycin atau Physan 20. 

Penyakit Busuk Lunak

Penyebab : bakteri Erwinia Cartovora.
Gejala : daun dan akar membusuk serta berbau. Penyakit ini cepat  meluas  namun  khusus  pada  akar  dan  umbi  batang, penyebarannya agak lambat.
Pengendalian :  semprotkan  physan  20,  pot  tanaman disemprot dengan formalin 4 %.

Penyakit Bercak Bercincin

Penyebab : virus TMVO (Tobaco Mozaic Virus Odontoglossum).
Gejala  : timbul  lingkaran  atau  garis-garis  kekuningan  pada permukaan daun. 
Pengendalian :  dengan  membuang  bagian  tanaman  yang sakit serta mensterilkan semua peralatan kebun.

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah memberi komentar. Silakan di share untuk membagi manfaat bagi banyak orang. Jika ada kritik dan saran, silakan hubungi kami melalui email.