Penyakit pada daun Phalaenopsis amabilis |
Tanaman anggrek juga kerap terserang hama dan penyakit tanaman, hal ini dapat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan sekitar anggrek tersebut tumbuh atau bahkan dari pot bekas anggrek lain yang telah digunakan sebelumnya. Macam hama dan penyakit anggrek dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, diantaranya yakni :
Hama
Tungau / Kutu Perisai
Hama ini sangat kecil, sehingga kadang-kadang harus dilihat dengan kaca pembesar. Hama ini berwarna merah, sering menempel dan merusak pelepah daun dan menyerang tanaman dalam jumlah banyak. Bekas serangan berupabercak kehitaman. Pada tahap awal serangan, pengendaliannya dapat dilakukan secara mekanis, yaitu dengan cara menggosok dengan kapas atau sikat dan air sabun. Tapi, pada tingkat serangan lebih lanjut perlu dikendalikan dengan insektisida Supracide 40 EC dengan dosis 2 cc / liter air.
Semut
Jenis semut yang menyerang anggrek pada umumnya adalah semut hitam, biasanya bersarang di dalam atau di balik pot. Semut hitam ini merusak akar dan tunas muda. Kehadirannya menyebabkan munculnya penyakit sekunder, misalnya jamur yang dapat menyebabkan penyakit. Pengendaliannya dengan cara merendam pot dalam air dan menjaga kondisi rak tempat pot tetap bersih atau dengan cara menggantungkan pot.
Belalang
Jenis belalang yang menyerang anggrek adalah belalang yang berukuran kecil yang menyukai daun dan pucuk daun. Beberapa jenis belalang bahkan perlu diamati dengan cermat, karena ukurannya sangat kecil. Daya merusak hama ini cukup besar, karena mampu berpindah dari bagian tanaman yang satu ke bagian tanaman lainnya, atau berpindah antar tanaman anggrek. Gejala yang ditimbulkan yakni berupa pinggiran daun yang rusak dengan luka bergerigi tak beraturan. Pengendaliannya jika masih dalam jumlah kecil cukup dengan dikumpulkan dan dibuang. Namun, pada serangan lebih lanjut dapat menggunakan insektisida yang bersifat racun kontak atau sistemik yang disemprotkan ke seluruh daun dan pucuk daun.
Thrips
Hama ini berukuran kecil sekali, sekitar 1-1,5 mm, berwarna abu-abu atau cokelat. Biasanya menempel di buku-buku batang pada daun muda. Gejala yang ditimbulkan yakni berupa bercak berwarna abu-abu di permukaan daun. Hama ini bisa juga menyerang bunga. Pengendaliannya dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida secara rutin, yakni sebulan sekali pada tingakat serangan awal (preventif) atau dua minggu sekali pada tingkatserangan lebih lanjut.
Kepik
Hama berukuran kecil ini sangat mirip dengan kumbang, tapi sayapnya lebih bulat dan tubuhnya gepeng. Gejala yang ditimbulkan yakni berupa bintik-bintik putih atau kuning yang disebabkan karena cairan daun telah diisap oleh kepik. Jika bintik-bintik tersebut berjumlah banyak, maka akan terjadi bercak yang cukup lebar, dan pada serangan lebih lanjut maka tanaman tidak akan memiliki hijau daun lagi, sehingga daun akan mati. Pengendaliannya jika masih dalam jumlah sedikit dapat dikumpulkan atau dibuang. Pada serangan lebih lanjut, tanaman anggrek dapat disemprot dengan insektisida.
Ulat Daun
Gejala serangan yakni menyerang daun, kuncup bunga, tunas daun maupun bunga yang sedang mekar. Pengendaliannya yakni jika jumlahnya sedikit (2-5 ekor) dapat dibunuh secara langsung, jika tingkat lanjut (banyak) maka bisa menggunakan insektisida sistemik. Anggrek yang telah terserang sebaiknya dipisahkan dengan anggrek yang masih sehat.
Kutu Tudung
Gejala yang ditimbulkan yakni daun menjadi kuning, tidak sehat, lalu berwarna coklat dan akhirnya mati. Pengendaliannya yakni seperti halnya membasmi ulat dan thrips.
Penyakit Anggrek
Penyakit Buluk
Sering terdapat di dalam media tanam, kultur spora cendawan ini terbawa oleh biji anggrek karena tutup botol tidak steril.
Gejala : biji anggrek tidak mampu berkecambah dan persemaian dalam botol akan gagal, kecambah yang telah tumbuh jika diserang cendawan ini akan layu dan mati.
Pengendalian: pada awal serangan media agar dikeluarkan dari botol, lalu botol ditutup kembali, dilakukan dengan steril, kalau kecambah anggrek terlanjur besar, segera dikeluarkan daribotol dan dicuci dengan fungisida lalu kecambah ditanam dalam pot.
Penyakit Rebah Kecambah
Merupakan penyakit anggrek selama masih dalam persemaian. Penyebarannya lewat air atau embun.Gejala : semula berupa bercak kecil bening pada permukaan daun, lalu melebar, menulari ke atas sampai pada titik tumbuh pada tunas serta ke bawah hingga ujung akar, kecambah anggrek akan membusuk dan mati. Pengendalian :bibit yang sakit sebaiknya segera dibuang, dibakar sampai musnah. Kemudian pot dan kumpulan kecambah dikeringkan dan disemprot dengan fungisida.
Penyakit Bercak Coklat
Kecambah anggrek jenis phalaenopsis sangat peka terhadap bakteri ini, terutama pada cuaca lembab. Infeksi melalui daun basah atau di bekas luka pada daun. Sentuhan daun yang sakit pada daun sehat dapat menularkan penyakit ini.
Gejala : bercak kecil bening pada pucuk daun. Dalam beberapa hari dapat meluas ke seluruh kompot, daun kecambah menjadi rusak dan mati.
Pengendalian : Pada awal serangan, sangat sulit sekali dikendalikan. Pada serangan parah, tidak ada jalan lain kecuali memusnahkan seluruh kecambah anggrek.
Penyakit Bercak Hitam
Pada tanaman anggrek, penyakit ini cepat menular melalui akar dan alat yang tidak steril.
Gejala : timbul warna coklat kehitaman pada bagian yang terserang. Mulai dari daun ke atas sampai ke tunas dan ke bawah hingga ujung akar. Tanaman terlambat tumbuh, kerdil dan mengakibatkan kematian.
Pengendalian : bagian yang terserang dipotong dan dibuang, disemprotkan fungisida.
Penyakit Busuk Akar
Penyebab : cendawan Rhizoctonia Solani.
Gejala: akar leher membusuk mencapai rhizoma dan umbi batang, daun dan umbi batang menguning, berkeriput, tipis dan bengkok, kerdil dan tidak sehat.
Pengendalian: semua bagian tanaman yang sakit dipotong dan dibuang, bekasnya disemprot dengan fungisida (Benlate).
Penyakit Layu
Penyebab : cendawan Fusarium Oxyporium Gejala : mirip serangan busuk akar, namun pada akarnya terdapat garis-garis atau lingkaran ungu. Pada serangan berat, semua akarnya menjadi ungu, lalu busuk pada umbi batang, dan tanaman akan sakit. Pengendalian: bagian yang terserang dibunag lalu bekasnya disemprot dengan Benlate.
Penyakit Busuk
Penyebab : cendawan Sclerotium Rolfsi. Gejala : terdapat bintil-bintil kecil berwarna coklat pada bagian tanaman yang terserang. Pengendalian : bagian tanaman yang sakit dipotong dan dibuang. Media tanamnya dan seluruh isi pot didesinfektan dengan larutanformalin 4 % atau fungisida / antibiotik Natrippene 0,5 % selama 1 jam.
Penyakit Bercak Coklat
Gejala: bercak coklat pada permukaan daun, lalu menyebar keseluruh bagian tanaman.
Pengendalian : membuang semua bagian yang sakit, lalu semprotkan fungisida/ antibiotika Streptomycin atau Physan 20.
Penyakit Busuk Lunak
Penyebab : bakteri Erwinia Cartovora.
Gejala : daun dan akar membusuk serta berbau. Penyakit ini cepat meluas namun khusus pada akar dan umbi batang, penyebarannya agak lambat.
Pengendalian : semprotkan physan 20, pot tanaman disemprot dengan formalin 4 %.
Penyakit Bercak Bercincin
Penyebab : virus TMVO (Tobaco Mozaic Virus Odontoglossum).
Gejala : timbul lingkaran atau garis-garis kekuningan pada permukaan daun.
Pengendalian : dengan membuang bagian tanaman yang sakit serta mensterilkan semua peralatan kebun.
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah memberi komentar. Silakan di share untuk membagi manfaat bagi banyak orang. Jika ada kritik dan saran, silakan hubungi kami melalui email.